Tokoh ini menjadi karakter superhero kesekian dari Marvel yang diadaptasi ke layar lebar. Karakter lain dari Marvel yang telah diproduksi Hollywood misalnya Spiderman, X-Men, dan Hulk. Spiderman dan X-Men mendapat sambutan yang cukup fenomenal di kalangan penikmat film, yang kemudian berdampak dengan semakin panjangnya rencana pembuatan film yang mengadaptasi tokoh komik.
Sejujurnya, komik-komik Marvel tidak pernah menjadi idola gw sebagai hiburan selingan. DC Comics bagi gw jauh lebih menarik, tentunya karena Batman. Jadi tentunya gw belum pernah membaca satupun komik Iron Man yang diterbitkan oleh Marvel. Karakter Iron Man sebelumnya gw kenal sekilas melalui animasi yang ditayangkan oleh TV swasta, dan itupun hanya untuk waktu yang tidak lama. So, ketika meonton film ini gw sama sekali tidak mempunyai database yang cukup untuk bisa mengomentari Iron Man di film dibandingkan dengan Iron Man di komik.
Let’s comment only on the movie.
Karena film ini merupakan film perdana yang menceritakan Iron Man, maka plot yang diambilnya adalah proses lahirnya alter-ego Iron Man dari Tony Starks. Plot ini kurang lebih sama seperti Batman Begins yang menampilkan tahap-tahap kemunculan Batman sebagai alter-ego Bruce Wayne. Just like Hollywood, proses penyempurnaan Iron Man oleh Tony Starks di dalam laboratoriumnya adalah dramatisasi yang cukup ekstrim. Dalam film tersebut dapat dilihat betapa mudahnya Tony Starks membangun kostum Iron Man dengan bantuan hi-tech komputer yang dapat dioperasikan dengan perintah suara, dan juga bantuan dari proyeksi 3-D yang dapat disimulasikan secara mudah. Typical. Sama seperti film-film Hacker (Swordfish, Antitrust, The Net) yang menggambarkan proses hacking menggunakan komputer yang sangat-sangat graphical-user-friendly, lalu dengan mudahnya mengupload virus atau mentransfer data hanya dengan perintah “upload virus” atau “download all”. Typical.
Apabila konflik psikologis Bruce Wayne dalam Batman Begins digambarkan dengan begitu apik hingga munculnya alter-ego Batman, Iron Man tidak menghasilkan hal serupa. Tony Starks terlihat hanya seperti bersenang-senang, dan sedang membangun mainannya yang baru untuk bisa ditunjukkan kepada dunia. Selain itu, dialog-dialog yang dibangun antar tokoh dalam film tersebut tidak bisa membuat gw terjaga, bahkan cenderung untuk mengantuk. Minimnya dialog membuat film ini kurang istimewa apabila dibandingkan dengan Batman Begins.
Tentunya, sebagai sekedar hiburan dan penguji sistem audio home-theater, film ini cukup mumpuni.
Comments
Post a Comment